Rabu, 12 November 2014

Di Pondok Kecil

Di pondok kecil ..
Di pantai ombak ..
Berbuih putih ..
Beralun-alun ..

Di suatu hari Ayah berkata ..
Jaga adikmu Ayahkan pergi jauh ..
Ku pandang wajah ayah ..
Dahinya kucium ..
Air mata mengalir hatiku pilu ..

Diam-diamlah sayang jangan menangis ..
Doakan Ayah semoga diterima ..
Diam adikku sayang jangan menangis ..
Andai Ayah gugur doakan biar syahid ..

Selamat berjuang Ayah tercinta ..
Kau pergi dulu Ayah ke medan juang ..
Ku iringi doa moga berjaya ..
Beroleh kemenangan demi agama Islam ..

Wahai abangku ke mana Ayah ..
Ku sayang Ayah ku cinta Ayah ..
Wahai abangku ke mana Ayah ..
Ku sayang Ayah ku cinta Ayah ..

Duhai adikku sayang jangan menangis ..
Ayahmu pergi menyambut seruan Ilahi ..
Tapi ingatlah adikku pesanan Ayah ..
Berjuang dan berkorban walau di mana jua ..

Pada Mu Tuhan aku bermohon ..
Dosa ayahku minta diampunkan ..
Berilah rahmat bantulah ia ..
Untuk menegakkan agama Islam ..

(From lirik nasyid nadamurni)

Jumat, 31 Oktober 2014

Ya Allah ..

Ya Allah,aku tahu jodoh itu rahasia-MU tapi satu yang aku pinta kepada-MU ..
Aku ingin Engkau jaga calon pendampingku yang suatu saat akan menemaniku di saat suka dan duka untuk mendapatkan keredhoan-MU ..

Ya Allah,bila suatu saat Engkau mempertemukan aku dan calon pendamping ..
ikatkan kami dalam suatu ikatan yang suci sesuai dengan sunnah-sunnah Rasul-Mu ..

Dan bila suatu saat Engkau menitipkan seorang anak mungil nan lucu di dalam rahim bidadari ku nanti ..
Berilah ilmu dan kesabaran kepada kami agar bisa mendidiknya menjadi penerus sahabat-sahabat Rasulullah S.A.W ..

Aamiin yaa rabbal'alamiin ..

Bandung

"iswandy"






Rabu, 03 September 2014

Ukhuwah ..

Diriwayatkan dari Abu Musa R.A
Bahwa Rasulullah S.A.W bersabda :
"Orang mukmin yang satu bagi orang mukmin lainnya bagaikan satu bangunan sebagian menguatkan sebagian lainnya"






Sumber gambar dari komik "99 pesan nabi"


Kamis, 31 Juli 2014

Berperang dengan diri sendiri..

Perang itu dibenci, tapi sekali waktu
dibutuhkan..,
kepada siapa kita
berperang...???
Yang paling utama adalah
perang dengan diri sendiri...
Perang dengan rasa malas, kebiasaan menunda, dan semua keburukan yang kita lakukan.
Kita perangi malas kita dengan tanggung jawab, tanggung jawab yang besar terhadap
apa yang akan kita lakukan. Apakah dengan
malas kita mendapatkan apa yang kita
butuhkan? Apakah dengan malas kita bisa
bahagia? Renungi itu..
Perangi kebiasaan menunda dengan
bertindak, bertindaklah atas apa yang kamu
rencanakan... Yakinlah dengan kamu menunda
satu hal saja, pasti akan bertumpuk tugas
yang lebih banyak. Waktu tidak akan mungkin
terulang, maka efektifkanlah...
Perangi keburukan dengan kebaikan, semua hal buruk akan dapat diperangi dengan
kebaikan.
Berbuat baiklah selalu maka Allah
akan memberimu banyak kebaikan...
Semoga Allah selalu membimbing dan
mengijabah tiap doa yang kita pintakan.

Renungan

Sahabatku…
Jika engkau banyak tertawa di dunia ini
Janganlah engkau khawatir.
Karena nanti engkau akan banyak menangis di akhirat nanti.

Sahabatku…
Jika engkau risau dengan siapa yang akan jadi saksi atas segala perbuatanmu di dunia ini.
Janganlah engkau khawatir.
Karena Allah akan menjadikan tangan, kaki dan semua anggota tubuhmu sebagai saksi
Mereka akan menjadi sebenar-benarnya saksi.

Sahabatku…
Jika engkau melupakan Allah di dunia ini
Janganlah engkau khawatir
Karena Allah pun akan melupakanmu di akhirat nanti
Dan engkau tak akan tahu kepada siapa akan meminta pertolongan.

Sahabatku…
Berapa banyak usiamu kau habiskan sebesar itulah yang akan kau dapatkan
Jika kau banyak berbuat dosa
Janganlah engkau khawatir
Karena ‘Kiroman Katibin’ akan mencatat segala perbuatan dosamu tanpa terlewati
Dan jika engkau banyak beramal
Semua catatan amalmu akan memberatkan timbangan kebaikanmu.

Sahabatku…
Jika engkau lupa dengan panasnya api neraka
Janganlah engkau khawatir
Karena sesungguhnya neraka selalu haus
Ketahuilah bahwa neraka berbahan bakar manusia dan batu
Panasnya melebihi panasnya api dunia ini.

Sahabatku…
Padang mashar begitu luas, melebihi luasnya alam semesta ini
Kita tidak akan pernah tahu pada barisan mana kita akan digolongkan
Kecuali kita mengikuti golongan manusia-manusia hebat yang telah lulus uji dan dijamin surga
Janganlah engkau khawatir
Karena dengan tahajudmu, sedekahmu bacaan al-qur'anmu, puasamu dan dengan semua amal baikmu
Engkau akan selamat dari siksa yang pedih.

Sahabatku…
Kita tak akan pernah tahu
Apakah kita akan berjumpa lagi disana
Maka doakan aku, sebanyak doa yang kau panjatkan setiap malam.

Sahabatku…
Dunia ini telah menipu kita, hingga kita lupa bahwa usia kita cuma sesaat saja
Hingga kita merasa bahwa
Izrail tak akan menjemput kita
Jagalah pandangan mata dan hatimu dari dahsyatnya tipuan dunia.

Sahabatku..
Mari kita banyak menangis karena takut
Karena setiap tetesan air mata kita yang takut akan Allah
Akan memadamkan api neraka…

Sahabatku…
Kita tak akan pernah tahu
Apakah besok atau lusa kita masih hidup atau sudah tiada
Kita masih bisa melihat terbitnya matahari dan mendengar kicauan burung
Melihat anak-anak kita tertawa.

Untuk itu sahabat
Marilah kita persiapkan bekal sebanyak mungkin
Dan sebaik-baik bekal adalah iman dan taqwa.

Rabu, 30 Juli 2014

Pernahkan kita menyesali atau merasa salah pada Allah SWT contohnya pada saat lalai mengerjakan kewajiban Sholat 5 waktu ,menjaga lisan dll.
apakah pernah?

dan apakah kalian merasa setiap harinya penyesalan hanya urusan duniawi saja..
sadarlah bahwa Allah SWT telah memberi apa yang kita inginkan dekatkan diri pada Allah SWT.
Janganlah full cinta dunia.

Kamis, 03 Juli 2014

Anak Cerminan Kita

Jika anak dibesarkan dengan celaan,
ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,
ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian,
ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan(fairness),
ia belajar keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,
ia belajar menaruh kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan dukungan,
ia belajar menyenangi dirinya sendiri

Jika anak dibesarkan dengan kasih-sayang dan persahabatan,
ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

Selasa, 01 Juli 2014

Aku mohon kekuatan ...
Dan Allah memberiku kesulitan demi kesulitan supaya aku kuat.

Aku mohon kebijakan ...
Dan Allah memberiku berbagai problem untuk aku dipecahkan.

Aku mohon kemakmuran ...
Dan Allah memberiku otak dan otot untuk bekerja.

Aku mohon keberanian ...
Dan Allah memberiku bahaya untuk diatasi.

Aku mohon cinta ...
Dan Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk ditolong.

Aku mohon kemurahan hati ...
Dan Allah memberiku berbagai kesempatan.

Aku tak mendapatkan apa pun yang kuinginkan ...
Aku menerima apa pun yang kubutuhkan.











Dikutip dari buku "kisah-kisah pembawa berkah" dengan penerbit YASMIN.

Minggu, 15 Juni 2014

Pantaskah Aku Membacakannya Untukmu?

Saat itu,Rasulullah s.a.w sedang bersama Abdullah bin Mas'ud. Beliau berkata,yang artinya: "Bacakan untukku Al-Qur'an"
Ibnu Mas'ud bertanya dengan heran, "Wahai Rasulullah,apakah aku membacakannya untuk Anda,padahal kepada Anda Al-Qur'an ini diturunkan?"
"Iya,bacakanlah untukku"
Maka,Ibnu Mas'ud pun membaca Surat an-Nisa' ayat 41, yang artinya:
"Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti),apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai ummatmu).
"Cukup... cukup..." kata Rasulullah s.a.w
"Aku melihat ke arah beliau. Ternyata ada air mata yang menggenangkan di pelupuk mata beliau." Kata Ibnu Mas'ud.

Sungguh,tangisan karena takut kepada Allah adalah salah satu tanda kelembutan hati. Rasulullah s.a.w berlindung kepada Allah dari hati yang tidak punya rasa takut dan mata yang tidak dapat menangis.
Sahabat,kapankah terakhir kali anda menangis saat membaca atau mendengar Al-Qur'an.


Dikutip dari buku "Kisah-kisah Mengharukan dalam Kehidupan Rasulullah Muhammad s.a.w" karya Umar al-faruq, Lc.

Sabtu, 14 Juni 2014

Cintaku Seperti ilmu Tajwid

Saat pertama kali berjumpa denganmu, aku
bagaikan berjumpa dengan saktah, hanya bisa
terpana dengan menahan nafas sebentar...
Aku di matamu mungkin bagaikan nun mati di
antara idgham billaghunnah, terlihat, tapi
dianggap tak ada
Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku
seperti Idzhar,
jelas dan terang
Jika mim mati bertemu ba disebut ikhfa
syafawi, maka jika aku bertemu dirimu, itu
disebut cinta
Sejenak pandangan kita bertemu, lalu tiba-
tiba semua itu seperti Idgham mutamaatsilain,
melebur jadi satu.
Cintaku padamu seperti Mad Wajib Muttasil,
paling panjang di antara yang lainnya...
Setelah kau terima cintaku nanti, hatiku
rasanya seperti Qalqalah kubro, terpantul-
pantul dengan keras
Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta
kita seperti Iqlab, ditandai dengan dua hati
yang menyatu
Sayangku padamu seperti mad thobi'I dalam
quran, buanyaaakkk beneerrrrr....
semoga dalam hubungan., kita ini kayak
idgham bilaghunnah ya, cuma berdua, lam dan
ro'
Layaknya waqaf mu'annaqah, engkau hanya
boleh berhenti di salah satunya. dia atau aku?
Meski perhatianku tidak terlihat kaya alif lam
syamsiah,
cintaku padamu seperti alif lam Qomariah,
terbaca jelas...
kau & aku seperti Idghom Mutaqooribain..­­
perjumpaan 2 huruf yang sama makhrajnya
tapi berlainan sifatnya...
Aku harap cinta kita seperti waqaf lazim,
terhenti sempurna diakhir hayat...
Sama halnya dengan Mad 'aridh dimana tiap
mad bertemu lin sukun aridh akan berhenti,
seperti itulah pandanganku ketika melihatmu.
Layaknya huruf Tafkhim, Namamu pun
bercetak tebal di fikiranku
Seperti Hukum Imalah yang dikhususkan untuk
Ro' saja, begitu juga aku yang hanya
untukmu.
Semoga aku jadi yang terakhir untuk kamu
seperti mad aridlisukun ..

Jumat, 30 Mei 2014

6 wasiat Sayyidina Umar bin Khattab

Berikut adalah 6 Wasiat Sayyidina
Umar Bin Khattab kepada para
shabatnya, semoga wasiat
tersebut bisa menjadi bahan
renungan kita juga untuk menjadi
orang yang lebih baik lagi :

"1. Wasiat Umar bin Khattab yang
pertama, bila kalian
menemukan aib yang ada
dalam diri seseorang, maka
galilah aib yang ada dalam diri
kalian sendiri, karena aib
kalian belum tentu sedikit.

2. Wasiat Umar bin Khattab yang
ke-dua , bila kalian ingin
memusuhi seseorang atau
sesuatu, maka musuhilah perut
kalian, karena tidak ada
musuh yang lebih berbahaya
bagi kalian selain perut kalian
sendiri.

3. Wasiat Umar bin Khattab yang
ke-tiga , bila kalian ingin
memuji, pujilah Allah SWT,
karena tidak ada sesuatu yang
lebih banyak memberi kepada
kalian dan lebih santun serta
lembut kepada kalian selain
Dia.

4. Wasiat Umar bin Khattab yang
ke-empat , bila ada yang ingin
kalian tinggalkan, maka
tinggalkanlah kesenangan
dunia, sebab justru bila kalian
tinggalkan kalian akan menjadi
terpuji.

5. Wasiat Umar bin Khattab yang
ke lima , bila kalian ingin
bersiap-siap untuk sesuatu,
maka bersiaplah untuk mati,
sebab bila kalian tidak
menyiapkan bekal untuk mati
kalian akan menderita, rugi dan
penuh penyesalan.

6. Wasiat Umar bin Khattab yang
ke enam , bila kalian ingin
menuntut sesuatu maka
tuntutlah akhirat karena kalian
tidak akan mendapatkannya
kecuali dengan mencarinya."

Itulah enam wasiat dari
Sayyidina Umar bin Khattab
yang patut kita renungkan dan
ikuti.

Rabu, 28 Mei 2014

Bantulah Aku Melawan Nafsu

Telah aku lawan nafsuku setiap waktu
Ku cuba berkali-kali, ku gagal lagi
Aku tak putus asa, ku lawan lagi
Namun aku tak mampu, ku kalah jua
Oh Tuhan, bantulah aku mudahkan
aku
Melawan nafsu ini yang
merosakkanku
Agar aku tak terhalang untuk menuju-
Mu
Tolonglah aku Tuhan, Kasihanilah aku
jangan Engkau biarkan aku
Tuhan, bantulah aku
Kasihani aku jangan biarkanku
bantulah aku selalu
Aku tak putus asa
Oh ku tetap berjuang dengan
mengharap bantuan dari-Mu
Kalaulah Engkau terus membiarkanku
Ku akan berterusan ke lembah dosa
Oh Tuhan, nafsu dan syaitan sering
mengganggu aku
Setiap hari ia memusuhi ku ketika ku
ingin mentaati-Mu
Jangan biarkan aku keseorangan
Menghadapi syaitan dan nafsuku
Aku ingin mentaati-Mu, ku ingin
redha-Mu
Kalau Engkau biarkan aku
Ku akan kecewa nanti
Tuhan, ku akan mencuba lagi
Melawan nafsu dengan bantuan-Mu
Dan rahmat-Mu Tuhan
Di dalam sembahyang ini
kuharapkan-Mu
Berikan padaku cinta dan takutkan-
Mu
Sebagai pengawalku dari nafsuku
Bukankah itu janji-Mu kepada
hamba-Mu
Oh Tuhan, bantulah aku menghayati
sembahyangku
Agar ku dapat merasakan kebesaran-
Mu
Hingga aku tak membesarkan selain-
Mu
Dengan rasa itu kuharap
Moga ku kan dapat melawan syaitan
dan tipuan nafsuku
Tuhan, dalam sembahyangku
Bersihkan jiwaku, lemahkan nafsuku,
selamatkanlah diriku
Suburkan rasa kehambaan
Dan kekalkan rasa itu di dalam
seluruh kehidupanku.

(Lirik lagu nasyid Mawaddah)

Jumat, 23 Mei 2014

Kisah singkat Cinta Fatimah Az-Zahra dan Ali Bin Abi Thalib

Cinta Ali dan Fatimah luar biasa indah, terjaga kerahasiaanya dalam sikap, ekspresi, dan kata, hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam suatu pernikahan. Konon saking rahasianya, setan saja tidak tahu menahu soal cinta di antara mereka. SubhanAllah. Ali terpesona pada Fatimah sejak lama, disebabkan oleh kesantunan, ibadah, kecekatan kerja, dan paras putri kesayangan Rasulullah SAW itu. Ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Umar ibn Khattab melamar Fatimah sementara dirinya belum siap untuk melakukannya. Namun kesabarannya berbuah manis, lamaran kedua orang sahabat yang tak diragukan lagi kesolehan-nya tersebut ternyata ditolak Rasulullah SAW. Akhirnya Ali memberanikan diri. Dan ternyata lamarannya kepada Fatimah yang hanya bermodal baju besi diterima. Di sisi lain, Fatimah ternyata telah memendam cintanya kepada Ali sejak lama. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah kedua menikah, Fatimah berkata kepada Ali: “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya.” Ali pun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya. Sambil tersenyum Fathimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu.” SubhanAllah 

Rabu, 21 Mei 2014

Hindari 5 Perkara

ketika menasihati salah seorang anaknya, Ali Zainal Abidin berkata, "wahai anakku,ingatlah dan waspadalah akan 5 perkara. Sehingga engkau tak akan bersahabat,bercengkrama,ataupun ikut bersamanya.
Anaknya bertanya, "Ayah,apakah itu?"
Imam menjawab,"Sekali-kali jangan berteman dengan pembohong,karena tak ubahnya seperti "bayangan udara panas" fatamorgana, ia akan membuat yang jauh tampak dekat dan yang dekat nampak jauh bagimu.
Sekali-kali jangan berteman dengan orang fasik,karena ia akan mengkhianatimu dalam transaksi untuk sekedar sesuap nasi atau bahkan lebih rendah dari itu.
Sekali-kali jangan berteman dengan orang kikir,karena ia akan membelakangimu sewaktu kamu sangat membutuhkan uluran tangannya.
Jangan pernah berteman dengan orang dungu,karena ketika ia ingin membutuhkanmu,malah ia akan melukaimu.
Jangan pernah berkarib dengan orang yang tak pernah menjaga hubungan silaturahmi,karena aku telah menemukan orang demikian dikutuk dalam Al-Quran."
Beliau melanjutkan,"Murah hatilah,dan berikan kebaikanmu kepada siapa saja yang meminta. Karena jika ia memang layak meminta,berarti kau telah sampai pada target orang fakir itu. Atau kalaupun ia tak pantas meminta,kau tetap termasuk orang baik. Dan jika seseorang mengutukmu dari sisi kanan kirimu,lalu ia meminta maaf,maafkanlah ia!"

Senin, 19 Mei 2014

" Terima Kasih UMMI "

Aku lahir tanpa apa-apa,
Engkaulah yang mengajariku
segalanya,
Membesarkanku dengan segala
upaya,
Berharap aku kan jadi orang yang
berguna...

Ketika aku menangis dalam takut,
Engkaulah yang menenangkanku,
Dan ketika aku jatuh sakit,
Engkaulah yang selalu berada di
sampingku...

Engkau menegurku ketika aku
salah,
Engkau mengingatkanku ketika
aku lupa,
Engkau menghiburku ketika aku
sedih,
Engkaulah yang
menyembuhkanku ketika aku
terluka...

Kini aku telah dewasa,
Berusaha mengejar dan meraih
cita-cita,
Berharap kan menjadi orang yang
berguna,
Demi mewujudkan harapan dan
impian keluarga...

Terima kasih Ummi,
Engkaulah segalanya bagiku,
Tanpamu kini aku bukanlah apa-
apa, Kasihmu padaku tak kan
terbalas sepanjang masa...

Sabtu, 17 Mei 2014

:: DETIK- DETIK WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW ::

Sebelum malaikat Izrail diperintah Allah SWT
untuk mencabut nyawa Nabi Muhammad
SAW, Allah SWT berpesan kepada malaikat
Jibril. “Hai Jibril, jika kekasih-Ku
menolaknya, laranglah Izrail melakuka
n tugasnya!” Sungguh berharganya manusia
yang satu ini yang tidak lain adalah Nabi
Muhammad SAW.
Di rumah Nabi Muhammad SAW, Tiba-tiba
dari luar pintu terdengar seorang yang
berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya
masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak
mengizinkannya masuk sambil berkata,
“Maafkanlah, ayahku sedang demam” kata
Fatimah yang membalikkan badan dan
menutup pintu. Kemudian Fatimah kembali
menemani Nabi Muhammad SAW yang
ternyata sudah membuka mata dan bertanya
pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”.
“Tak tahulah ayahku, sepertinya orang baru,
karena baru sekali ini aku melihatnya” tutur
Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya dengan
pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah
bahagian demi bahagian wajah anaknya itu
hendak dikenang. “Ketahuilah wahai anakku,
dialah yang menghapuskan kenikmatan
sementara, dialah yang memisahkan
pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut”
kata Rasulullah, Fatimah pun menahan
ledakan tangisnya. Malaikat maut pun datang
menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan
kenapa Jibril tidak ikut bersama
menyertainya.
Kemudian dipanggillah Jibril yang
sebelumnya sudah bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah SWT dan
penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa
hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya
Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para
malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga
terbuka lebar menanti kedatanganmu” kata
malaikat Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah
lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?”
Tanya malaikat jibril lagi. “Kabarkan
kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku
pernah mendengar bahwa Allah berfirman
kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja,
kecuali umat Muhammad telah berada di
dalamnya” kata malaikat Jibril. Detik-detik
semakin dekat, saatnya malaikat Izrail
melakukan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah
ditarik.
Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah
peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril,
betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan
Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali
yang di sampingnya menunduk semakin
dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah kau melihatku, hingga kau
palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah
pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih
Allah direnggut ajal” kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah
mengaduh, karena sakit yang tidak
tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat sekali
maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku” Badan
Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya
sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar
seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali
mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis-
shalaati, wamaa malakat aimaanukum
(peliharalah shalat dan peliharalah orang-
orang lemah di antaramu)”.
Di luar, pintu tangis mulai terdengar
bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya,
dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke
bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii, ummatii, ummatiii! (Umatku,
umatku, umatku)”. Dan, berakhirlah hidup
manusia yang paling mulia yang memberi
sinaran itu. Allaahumma sholli ‘alaa
Muhammad wa’alaihi wasahbihi wasallim.
Ya Allah, Berikanlah untuk Muhammad “al
wasilah” (derajat) dan keutamaan. Dan
tempatkanlah ia di tempat terpuji
sebagaimana yang telah Engkau janjikan”.
Betapa mendalam cinta Rasulullah kepada
kita ummatnya, bahkan diakhir kehidupannya
hanya kita yang ada dalam fikirannya.
Sakitnya sakaratul maut itu tetapi sedikit
sekali kita mengingatnya bahkan untuk
sekedar menyebut namanya.

Jumat, 16 Mei 2014

Pepisahan Agung ..

Sayup terdengar Rasul berkata
Tiba masanya kita berpisah..

Inilah hari kusempurnakan
Agama Islam yang mulia..

Padang ‘Arafah menjadi saksi
Perpisahan yang agung..

Perginya Rasulullah kekasih hati
Manusia agung pilihan Allah..

Air mata pun berderai
Ketika ia disemayamkan
Oh pilunya hati ini..

Kini Rasul yang tercinta
Telah tiada tinggal kenangan
Namun kau s’lalu diingat
Syiarmu kekal selama - lamanya..

Ya Rasulallah Cahaya Illahi
Selamat tinggal kekasih hatiku
Selamat jalan pujaan hatiku
Dirimu kan selalu terkenang
Dirimu kan selalu dirindu..

(From a song HAWARI nasyid)

Kamis, 15 Mei 2014

*carilah olehmu sahabat surga*

seperti apa gerangan teman/sahabat
surga itu?
yaitu.. teman yang menjadi teman
paling baik
‘Teman yang paling baik adalah
apabila kamu melihat wajahnya, kamu
teringat akan Allah, mendengar kata-
katanya menambahkan ilmu agama,
melihat gerak-geriknya teringat mati
(kembali padaNya)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu
bahwasanya Nabi shallahu ‘alahi
wasallam bersabda:
Yang artinya: “Seseorang itu
tergantung agama temannya maka
hendaknya salah seorang diantara
kalian melihat bersama siapa ia
bersahabat.” (HR. Abu Dawud no. 4833
Ahmad, Tirmidzi no. 2379 dan Al
Baihaqi dalam Syu’abul Iman), (Hadist
ini hasan sebagaimana dalam Al
Misykah no. 5019.)

Rabu, 14 Mei 2014

Pesan RASULULLAH S.A.W Kepada KhaLifah UMAR BIN KHATTAB dalam mencari pendamping dunia dan akhirat

Suatu malam, Amirul Mukminin Umar bin
Khattab RA keliling keluar masuk lorong
kampung mengontrol keadaan
rakyatnya, suatu pekerjaan yang rutin
dilakukan beliau dalam kapasitas
sebagai kepala negara. Tiba-tiba beliau
mendengar sebuah percakapan menarik
dari rumah seorang wanita penjual susu:
“Ayo, bangunlah! Campurkan susu itu
dengan air!”
“Apakah ibu belum mendengar larangan
dari Amirul Mukminin”
“Apa larangannya, Nak?”
“Beliau melarang umat Islam menjual
susu yang dicampur air”
“Ah, ayo bangun. Cepatlah kau campur
susu ini dengan air. Janganlah engkau
takut pada Umar, mana ada dia di sini!”
“Memang Umar tidak melihat kita, Bu.
Tapi Tuhannya Umar melihat kita.
Maafkan ibu, saya tidak dapat memenuhi
permintaanmu. Saya tidak ingin jadi
orang munafik, mematuhi perintahnya di
depan umum, tapi melanggar di
belakangnya”.
Dialog ibu dan anak ini sungguh sangat
menyentuh Umar. Khalifah yang terkenal
keras itu pun luluh dan terharu hatinya.
Beliau sangat kagum dengan ketakwaan
gadis miskin anak penjual susu itu.
Paginya beliau memerintahkan salah
seorang putranya (Ashim) untuk
meminang gadis miskin tersebut,
“Pergilah kau ke sebuah tempat, terletak
di daerah itu. Di sana ada seorang gadis
penjual susu, kalau ia masih sendiri,
pinanglah dia. Mudah-mudahan Allah
akan mengaruniakanmu dengan seorang
anak yang shalih yang penuh berkah” .
Firasat Umar benar. Ashim menikahi
gadis mulia itu, dan dikaruniai putri
bernama Ummu Ashim. Wanita ini lalu
dinikahi oleh Khalifah Abdul Aziz bin
Marwan, dan mereka mendapatkan
seorang anak laki-laki yang kemudian
juga menjadi seorang khalifah yang
terkenal zuhud, adil dan bijaksana,
yaitu: Khalifah Umar bin Abdul Aziz,
Radhiyallohu Anhu.
Dalam memilih calon pendamping,
seringkali kita hanya melihat dari
luarnya saja. Yang sering dicari oleh
orang-orang pada saat ini hanyalah
kekayaan/materi, ketampanan,
kecantikan, dan hal-hal lain yang
bersifat duniawi. Padahal semua hal
yang bersifat duniawi akan musnah
sewaktu-waktu.
Boleh saja kita mencari calon
pendamping hidup yang tampan, cantik,
kaya, gagah. Namun yang paling utama
dari semua itu, carilah calon
pendamping yang memiliki iman yang
kuat,
taat pada perintah Allah. Hanya dengan
pendamping hidup yang bertakwa, kita
akan mampu menemukan kehidupan
rumah tangga yang bahagia dan penuh
rahmat, Insya Allah.
Nabi Muhammad SAW sudah
memberikan sebuah peringatan:
“Janganlah kalian menikahi wanita
karena kecantikannya, mungkin
kecantikannya itu bisa mencelakakan.
Dan jangan kamu kawini wanita karena
hartanya, mungkin hartanya itu bisa
menyombongkannya. Akan tetapi
kawinilah mereka karena Agamanya,
sesungguhnya seorang hamba sahaya
yang hitam warna kulitnya tetapi
beragama, itu jauh lebih utama se'isi
dunia ini.
(HR. Imam Ibnu Majah, Al-Bazar, dan
IMAM Al-Baihaqi dari Abdullah bin
Umar).
Ada sepuluh nasihat nabi Muhammad
S.A.W bagi putrinya, FATIMAH AZ-
ZAHRAH . bagi kaum wanita layak
memaknainya hingga menghayati
nasihat ini :
Nasihat Pertama :
“ Ya Fatimah, kepada wanita yang
membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan
kebaikan baginya dari setiap biji gandum
melebur kejelekan, dan meningkatkan
derajad wanita itu.
Nasihat kedua :
“ Ya Fatimah, Kepada wanita yang
berkeringat ketika menumbuk tepung
untuk suami dan anak-anaknya,
niscaya Allah menjadikan dirinya
dengan nereka tujuh buah tabir pemisah.
Nasihat Ketiga:
"Ya Fatimah, tidaklah seseorang yang
meminyaki rambut anak-anaknya lalu
menyisirkanya dan mencuci pakiannya,
melainkan Allah akan menetapakan
pahala baginya seperi pahala memberi
makan seribu orang kelaparan dan
memberi pakaian seribu orang
telanjang.”
Nasihat keempat:
“ Ya Fatimah, Tiadalah wanita yang
menahan kebutuhan tetangganya,
melainkan Allah akan menahanya dari
minum telaga kausar pada hari kiamat
nanti,
Nasihat Kelima:
" Ya Fatimah, yang lebih utama dari
seluruh keutaman diatas adalah
keridoan suami terhadap istri, Andaikata
suamimu tidak ridho kepadamu, maka
aku tidak akan mendoakan mu.
Ketahuilah wahai Fatimah, kemarahan
suami adalah kemurkaan Allah.”
Nasihat Keenam:
" Ya Fatimah, apabila wanita
mengandung, maka malaikat
memohonkan ampunan baginya, dan
Allah menetapkan baginya setiap hari
seribu kebaikan serta melebur seribu
kejelekan, ketika wanita terasa sakit
akan melahirkan, Allah menetapkan
pahala baginya sama dengan pahala
pejuang di jalan Allah. Jika dia sudah
melahirkan kandungannya, maka
bersihlah dosa-dosanya seperti ketika
dia dilahirkan dari kandungan ibunya,
Bila dia meninggal ketika melahirkan ,
maka dia tidak akan membawa dosa
sedikitpun. Didalam kubur akan
mendapat pertamanan indah yang
merupakan bagian dari taman surga.
Dan Allah memberi pahala kepadanya
sama dengan pahala seribu orang yang
melaksanakan ibadah haji dan umroh,
dan seribu malaikat memohonkan
ampunan baginya hingga hari kiamat.
Nasihat ketujuh :
“ ya Fatimah, tiadalah wanita yang
melayani suaminya sehari semalam
dengan rasa senang serta ikhlas,
melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian yang
serba hijau, dan menetapkan baginya
setiap rambut pada tubuhnya seribu
kebaikan. Dan Allah memberikan
kepadanya pahala seratus kali ibadah
haji dan umroh. “
Nasihat Kedelapan :
“ Ya Fatimah , tiadalah wanita
tersenyum di hadapan suaminya,
melainkan Allah memandangnya dengan
pandangan penuh kasih.
Nasihat Kesembilan:
“ Ya Fatimah, tidalah wanita yang
membentangkan alas tidur untuk
suaminya dengan rasa senang hati ,
melainkan para malaikat yang
memanggil dari langit menyeru wanita
itu agar menyaksikan pahala amalnya,
dan Allah mengampuni dosa-dosanya
yang terdahulu dan yang akan datang.
Nasihat Kesepuluh:
“ Ya Fatimah, tiadalah wanita yang
meminyaki kepala suaminya dan
menyisirkannya meminyaki jenggotnya
dan memotong kumisnya, serta
memotong kukunya, melainkan Allah
member minum yang dikemas indah
kepadanya yang didatangkan dari
sungai sungai surga. Allah
mempermudah sakaratul mautnya, serta
kuburannya menjadi bagian taman surga.
Dan Allah menetapkan baginya bebas
dari siksa neraka serta dapat melintasi
shirathal-mustaqim dengan selamat.
Sebaik - baik hiasan dunia adalah
Wanita solehah. (HR. Imam Muslim).
Kecintaan Fatimah AZ-ZAHRA kepada
ALLAH Ta'ala disebut oleh Rasulullah
sebagai buah dari keimanannya yang
tulus. Beliau bersabda, “Keimanan
kepada Allah telah merasuk ke kalbu
Fatimah sedemikian dalam, sehingga
membuatnya tenggelam dalam ibadah
dan melupakan segalanya.”
Manusia yang mengenal ALLAH
Tuhannya akan menghiasi perilaku dan
tutur katanya dengan akhlak yang
terpuji. Asma’, salah seorang wanita
yang dekat dengan Sayyidah Fatimah AS
mengatakan, “Aku tidak pernah melihat
seorangpun wanita yang lebih santun
dari Fatimah. Fatimah belajar
kesantunan dari Dzat yang Maha Benar.
Hanya orang yang terdidik dengan
tuntunan Ilahi-lah yang bisa memiliki
perilaku dan kesantunan yang suci.
Ketika Allah swt melalui firman-Nya
memerintahkan umat untuk tidak
memanggil Rasul dengan namanya,
Fatimah lantas memanggil ayahnya
dengan sebutan Rasulullah. Kepadanya
Nabi bersabda, “Fatimah, ayat suci ini
tidak mencakup dirimu.” Dalam
kehidupan rumah tangganya, putri Nabi
ini selalu menjaga etika dan akhlak.
Kehidupan Ali dan Fatimah yang saling
menjaga kesantunan ini layak menjadi
teladan bagi semua.
Kasih sayang dan kelemah-lembutan
Fatimah diakui oleh semua orang
yang hidup sezaman dengannya. Dalam
sejarah disebutkan bahwa kaum fakir
miskin dan mereka yang memiliki hajat,
akan datang ke rumah Fatimah ketika
semua jalan yang bisa diharapkan
membantu mengatasi persoalan mereka
telah tertutup. Fatimah tidak pernah
menolak permintaan mereka, padahal
kehidupannya sendiri serba
berkekurangan.
Kekayaan yg hakiki bukanlah dari harta,kedudukan,dan jabatan akan
tetapi Kekayaan yg sejati dan Hakiki
adalah Kekayaan hati. Iman dan
Ahlak'nya. Smoga Kita semua bisa
mengambil sebuah pelajaran yg
berharga di balik Pesan2 yg berharga
ini.
Pesan saya pribadi kepada sesosok wanita sebaik-baik hiasan dunia : "Wanita Solehah
umpama sayap kiri perjuangan seorang
lelaki.. ketika sayap kanan perjuangan
itu rapuh,kadangkala ia menjadi kuku
dan paruh agar sayap kanan itu ampuh
menerjang awan setinggi-tingginya ..."

Berikut ini adalah sekelumit dari khotbah Fatimah Zahra di masjid Nabi :
“Rasulullah S.A.W diutus saat seluruh bangsa
terpecah-pecah. Mereka menyembah berhala.
Meski mengenal Tuhan, mereka
mengingkarinya. Dengan perantara
Muhammad S.A.W, Allah ta'ala menyingkap tabir syirik
dan kekafiran. Dia membersihkan kotoran
dari hati, dan Dia berikan cahaya di mata.
Muhammad S.A.W dengan cahaya petunjuk bangkit
di tengah umat untuk menyelamatkan mereka
dari kesesatan dan mengeluarkan mereka
dari kegelapan ke cahaya benderang. Dia menggiring umat ke arah agama yang kuat
dan mengajak mereka kepada kebenaran.

Antara Dia dan Kita

Lelaki renta itu,
dengan kehalusan hatinya ingin ber-Islam
menjadi sebab turunnya ayat.
‘Abasa watawalla', Rasul pun ditegur Allah karenanya.
seorang miskin lagi buta,
bukan berarti tak lebih utama
dari para pemuka negara
 
Lelaki renta itu,
pernah minta keringanan
untuk tidak ikut sholat berjamaah di masjid
karena dia buta
karena dia sebatang kara
karena masjid jauh sekali dari rumahnya
tapi tanya Rasul, “Apakah engkau masih mendengar adzan?”
saat dijawabnya masih, maka kata Rasul, “Kalau begitu, berangkatlah”
 
lalu, tunduk patuh ia pada perintah
sekali pun tak pernah ia sanggah
tiap sholat lima waktu sholat berjamaah
 
meski fajar masih pekat
dan jarak masjid tak dekat,
ia meraba-raba  dalam gelap
hingga suatu saat, kakinya tersandung bongkahan batu
badannya terjerembab jatuh,
mukanya tersungkur di runcingnya batu
berdarah-darah…
 
setelahnya,
selalu datang seorang lelaki
menuntunnya dengan ramah
pergi dan pulang sholat berjamaah
setiap hari, setiap lima waktu
 
hingga suatu saat
lelaki tua ingin sekali tahu
siapa gerangan lelaki penolongnya itu
karena ingin ia doakan
atas kebajikannya selama ini
 
tapi kata lelaki muda
“Jangan sekali-kali kau doakan aku
dan jangan sekali-kali kau ingin tahu namaku
karena aku adalah iblis”
 
sontak lelaki renta itu terkejut,
“Bagaimana mungkin engkau menuntunku ke masjid,
sedangkan dirimu menghalangi manusia untuk mengerjakan sholat?”
 
Iblis menjawab,
“Ingatkah dulu saat kau hendak sholat subuh berjamaah,
kau tersandung batu, lalu bongkahannya melukai wajahmu?
Pada saat itu aku mendengar ucapan Malaikat,
bahwa Allah telah mengampuni setengah dosamu.
Aku takut kalau engkau tersandung lagi,
lalu Allah menghapuskan setengah dosamu yang lain.
Maka aku selalu menuntunmu ke masjid
dan mengantarkanmu pulang.”
 
Lalu, saat tubuh itu merenta
makin menua dimakan usia
datang seruan perang Qaddisiyah
 
Sang khalifah Umar mengumpulkan segenap lelaki
dari seluruh penjuru negri
terselip ia, berbaris bersama
ingin sekali ikut berperang di medan laga
demi cita-cita mulia
 
Khalifah Umar melarangnya
bagaimana seorang buta lagi renta, akan ikut berperang?
bagaimana jika dia langsung celaka terkena tombak?
atau justru mencelakai temannya karena tak mampu mengenali sesiapa?
 
Tapi, lelaki tua itu bersikukuh,
“Tempatkan aku di  antara dua pasukan yang berperang
Aku akan membawa panji kemenangan
Aku akan memegangnya erat-erat untuk kalian.
Aku buta, karena itu aku pasti tak akan lari”
Khalifah, tak lagi mampu menghalangi
 
Lalu semuanya, berangkatlah
lekaki tua itu ingin menepati janjinya
dengan baju besi yang dikenakannya
dan bendera besar yang dibawanya
dia berjanji akan mengibarkannya senantiasa,
atau mati terkapar di sampingnya
 
lewat pertempuran Qaddisiyah
Persia yang congak pun kalah
tapi kemengangan itu tak murah
dibayar dengan nyawa ratusan syuhada
terselip di antara mereka
jenazah lelaki tua
terkapar berlumuran darah
sambil memeluk erat sebuah bendera
sungguh, dia telah menepati janjinya
 
wahai lelaki mulia,
sesak dadaku membaca kisah hidupmu
menyungai sudut mataku mengenangmu
engkau buta, sebatangkara dan renta
tapi itu tak membuatmu pasrah dan diam
meski udzur telah membolehkanmu.
untuk tak kemana-mana, di rumah saja
 
Lalu, bagaimana dengan diriku ini?
aku masih muda,
aku bukan fuqara
aku tak buta
jua tak sebatangkara
tapi kenapa,
sering sekali ada alasan mendera
untuk tak bersegera?
 
Lelaki sepertimu,
dengan segala keterbatasan
terus mencari-cari alasan
agar mampu mengambil peran
 
sedang aku, kita
dengan segala kemudahan
sering mencari-cari alasan
agar boleh tak ikut berperan
 
Lalu, dengan apa
akan kita buktikan
bahwa kita ini Islam?

Belajar darinya, Abdullah bin Ummi Maktum

Selasa, 13 Mei 2014

Inilah 4 ibu kita,yaitu :

1. Ibu dari segala obat adalah sedikit makan.
2. Ibu dari segala adab adalah sedikit berbicara.
3. Ibu dari segala ibadah adalah takut berbuat dosa.
4. Ibu dari segala cita-cita adalah sabar.

BUNGKUS-nya atau ISI-nya

Hidup akan sangat melelahkan, sia-
sia dan menjemukan bila kita hanya
menguras pikiran untuk mengurus
BUNGKUS-nya saja dan
mengabaikan ISI-nya.
Bedakanlah apa itu "BUNGKUS" nya
dan apa itu "ISI" nya.
"Rumah yang indah" hanya
bungkus nya; "Keluarga Bahagia"
itu isi nya.
"Pesta pernikahan" hanya bungkus
nya;
"Cinta kasih, Pengertian, dan
Tanggung jawab" itu isi nya.
"Ranjang mewah" hanya bungkus
nya;
"Tidur nyenyak" itu isi nya.
"Kekayaan" itu hanya bungkus nya;
"Hati yang gembira" itu isi nya.
"Makan enak" hanya bungkus nya;
"Gizi, energi, dan sehat" itu isi nya.
"Kecantikan dan Ketampanan"
hanya bungkus nya; "Kepribadian
dan Hati" itu isi nya.
"Bicara" itu hanya bungkus nya;
"Kenyataan" itu isi nya.
"Buku" hanya bungkus nya;
"Pengetahuan" itu isi nya.
"Jabatan" hanya bungkus nya;
"Pengabdian dan pelayanan" itu isi
nya.
"Pergi ke tempat ibadah" itu
bungkus nya; "Melakukan Ajaran
Agama" itu isi nya.
"Kharisma" hanya bungkus nya;
"Karakter" itu isi nya.
Mari belajar untuk lebih meng-
UTAMA-kan isinya, namun jangan
lupa kita rawat juga bungkusnya juga ..

Kamis, 08 Mei 2014

Pemenang Sejati

Seorang murid bertanya pada gurunya,
"Guru apa yang harus aku lakukan agar aku
menjadi pemenang dalam kehidupan ini, bukan
seorang pecundang", guru menjawab, "Pelajari perbedaan
antara keduanya" :
~ Jika pecundang selalu jadi bagian dari
masalah, pemenang selalu jadi bagian dari
solusi.
~ Jika pecundang akan selalu punya alasan,
pemenang akan selalu punya program.
~ Jika pecundang berkata, itu bukan
pekerjaanku. Pemenang akan berkata, biar aku
yang mengerjakan itu.
~ Jika pecundang melihat persoalan dari setiap
jawaban, pemenang melihat jawaban dari
setiap persoalan.
~ Jika pecundang selalu melihat kesalahan dari
setiap kebaikan, pemenang melihat kebaikan
dari setiap kesalahan.
~ Jika pecundang berkata, itu mungkin untuk
dikerjakan, tapi sulit. Pemenang akan berkata,
itu sulit, tapi mungkin untuk dikerjakan.
kalau kau mau melakukan seluruh ciri-ciri
pemenang, kau lah yang akan jadi pemenang."

Kalam sayyidina Ali Bin Abi Thalib R.A

Aku khawatir terhadap suatu masa
yang rodanya dapat menggilas
keimanan
Keyakinan hanya tinggal
pemikiran yang tidak berbekas
dalam perbuatan
Ada orang baik tapi tidak berakal,
ada orang berakal tapi tidak
beriman
Ada yang berlisan fasih tapi
berhati lalai, ada yang khusyu`
namun sibuk dalam kesendirian
Ada ahli ibadah tapi mewarisi
kesombong iblis, ada ahli maksiat
tapi rendah hati bagaikan sufi
Ada yang banyak tertawa hingga
hatinya berkarat, ada yang banyak
menangis karena kufur nikmat
Ada yang murah senyum tapi
hatinya mengumpat, ada yang
berhati tulus tapi wajahnya
cemberut
Ada yang berlisan bijak tapi tidak
memberi teladan, ada juga
penzina yang tampil sebagai figur
panutan
Ada yang punya ilmu tapi tidak
paham, ada yang paham ilmu tapi
tidak mengamalkannya
Ada yang pintar tapi tukang
membodohi umat, ada yang
bodoh malah sok pintar
Ada yang beragama tapi tidak
berakhlaq, ada yang berakhlaq
tapi tidak bertuhan
Lalu di antara semua itu, di mana
aku berada ?